Kota Malang Tuan Rumah Borobudur Writers And Cultural Festival ke 12, 23-27 November 2023

0Shares

Radarindonesia.id, MALANG – Kota Malang sebagai salah satu dari sejarah peradaban Nusantara menjadi tuan rumah perhelatan Borobudur Writers And Cultural Festival (BWCF) yang akan diadakan 23-27 November 2023.

Ketua BWCF society, Seno Joko Suyono menyampaikan hal tersebut kepada awak media di saat jumpa Pers di Crita Sena cafe kota Malang, (21/11/2023)
Perhelatan event BWCF sendiri adalah sebuah event tahunan yang berusaha menonjolkan relevansi pemikiran-pemikiran terkait Nusantara dalam kehidupan.
Setelah sempat hanya diadakan secara daring saat pandemi, BWCF yang ke 12 kembali diadakan tetapi diadakan di kota Malang Jawa Timur dan bukan di kota Magelang Jawa Tengah.

Untuk BWCF yang ke 12 kali ini mengangkat tema Tribute to Prof.Dr. Edi Sedyawati mantan Direktur Jenderal Kebudayaan Depdikbud RI (1993-1998).
” Ibu Edi Sedyawati adalah tokoh intelektual yang mempunyai banyak dimensi dalam pemikiran, selain sebagai arkeolog beliau juga adalah seorang penari dan bakat menarinya itu sudah sejak kecil terlihat,” papar Seno. Selain itu Edi adalah seorang birokrat yang mempunya pengaruh besar dalam kebijakan-kebijakannya saat menjabat.

Seno juga menuturkan bahwa disertasi Edi Sedyawati tentang Pengarcaan Ganesa Masa Kediri dan Singhasari Sebuah Tinjauan Sejarah Kesenian dipilih sebagai tema utama BWCF ke 12.
Dalam BWCF ke 12 yang diadakan di Kota Malang sekaligus tepat 1 tahun meninggalnya Edi Sedyawati, BWCF juga menghadirkan pakar-pakar baik dari dalam negeri juga luar negeri untuk membahas arca Ganesha yang masih banyak menyimpan misteri dan keunikan tersendiri.
Seperti yang disampaikan oleh Sejarawan kota Malang Dwi Cahyono ” Arca Ganesha di beberapa tempat di Indonesia mempunyai ciri khas yang beragam,” jelas Dwi.
Menurutnya walaupun wujud arcanya sama yakni kepala gajah lengkap dengan belalainya dan badan manusia dengan perut buncitnya, Ganesha di beberapa tempat ditemukannya ada yang posisi duduk seperti cara duduk bersila seperti kaki seorang bayi (baby foot) dan ada pula yang posisi berdiri lurus seperti Ganesha yang ditemukan di daerah Karangkates.
Terkait hal tersebut BWCF juga akan melaunching buku yang berisikan tentang Ganesha dan seni pertunjukan yang ditulis para peneliti berjudul Ganesha, Seni Pertunjukan dan Pelestarian Warisan Budaya.
Buku tersebut berisikan aspek-aspek yang belum dibahas oleh Edi Sedyawati seperti salah satu contoh mengenai ulasan Edi tentang arca Ganesha Singosari yang sekelilingnya terdapat banyak hiasan tengkorak, Edi tidak menyentuh berkembangnya aliran religi Tantrayana di zaman Raja Kartanegara. Para peneliti beranggapan bahwa munculnya banyak hiasan beberapa tengkorak di sekitar arca Ganesha karena kemungkinan besar karena Kertanegara menganut Tantrayana. Selain itu Edi juga tidak menjelaskan tentang ritual upacara pemuliaan Ganesha yang masih berlangsung dan sering diadakan di Bali maupun negara India.

Hendro B.L sebagai salah satu Penggiat Seni dari Sanggar Seni & Beladiri “Cangkrukan Teras Melody” Kota Malang mengusulkan event yang bagus dan baru pertama kali diadakan di kota Malang ini juga diharapkan mengundang sekolah-sekolah dan sanggar seni “Agar generasi usia dini juga bisa mengapresiasi seni pertunjukan yang juga diadakan di BWCF sambil belajar sejarah sejak usia dini,” harap Hendro BL.

BACA JUGA :   Demo Terkesan Tidak Ditanggapi, Wali Murid SDN 1 Cemorokandang Adukan ke Anggota DPRD Kota Malang

BWCF ke 12 yang akan diadakan di Universitas Negeri Malang dibuka pada 23 November dan berlangsung hingga 27 November 2023.
Selain itu selama event akan diadakan juga pertunjukan seni tari, karya sastra, musik juga teater dari beberapa seniman dari Jogjakarta juga Malang dan juga meditasi oleh Bhikkhu dari kota Batu, Jogjakarta dan Malang.
(RS/HBL)

0Shares

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *