Radarindonesia.id, MALANG – Setelah bertahun-tahun berjuang melawan dan menderita sakit komplikasi dan sempat mengalami sulit berjalan, akhirnya Meis Marvin Hansen Dokolamo atau akrab dipanggil Marvin Hansen mantan petinju nasional menghembuskan nafas terakhir di usia 58 tahun pada Selasa 27 September 2022 siang, sekitar pukul 13.30 wib.
Marvin adalah petinju nasional era 80an dan juga adalah kakak kandung dari mantan petinju nasional Yani Hagler Dokolamo dan tinggal di Perumahan Sarimadu II Blok E1 Nomer 11 Desa Kendal Payak kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang di akhir hidupnya.
Pria yang sempat bekerja sebagai Head Colector di BPR semasa hidupnya adalah pribadi yang baik dan menyenangkan di antara kawan kawan seprofesi ataupun rekan rekannya di komunitas petinju Malang.
” Ya Allah Pak Marvin meninggal,” ujar Yoyok salah satu rekan almarhum Marvin yang sempat bekerja di perusahaan leasing bersama almarhum.
Yoyok juga menceritakan bahwa Marvin selama bekerja bersamanya juga adalah sosok yang penuh kepedulian terhadap teman.
“Pernah saat itu saya juga diajari tinju sama beliau, katanya biar sehat saat bekerja harus sambil olahraga,” kenang Yoyok yang juga adalah musisi Malang, drummer dari Teras Melody band.
Beberapa rekan seperti mantan petinju seperti Dobrak Arter dan Soleh yang juga adalah pengurus Asosiasi Petinju Indonesia (API) mengatakan bahwa selama ini almarhum Marvin memang menderita sakit dan tidak ada yang mengurus keperluan sehari-harinya karena Marvin memang sedang ada masalah keluarga dan tidak akur dengan istrinya.
” Setiap saat yang mengurus keperluan sehari-harinya Marvin ya saya dan Mas Dobrak Arter, karena Marvin hidup sendiri selama ini sejak pisah dengan istrinya,” kata Soleh.
Bahkan saat beberapa bulan yang lalu saat dikunjungi oleh pengurus API, Dobrak Arter sempat meneteskan air mata melihat kondisi rekannya tersebut
” Ya selama ini mereka berdua ini Soleh dan Dobrak yang sibuk urus saya mas, seperti membelikan beras dan antar saya kontrol ke rumah sakit, saya sangat bersyukur masih ada yang peduli sama saya,” papar Marvin saat dikunjungi Radarindonesia.id dan pengurus Asosiasi Petinju Indonesia beberapa bulan yang lalu.
Selama ini Marvin yang dulu sempat jadi Sparring partner juara dunia kelas Bantam IBF Elyas Pical tinggal memang masih 1 rumah dengan istrinya, tetapi berhubung ada masalah perceraian dan masalah Gono gini belum beres, Marvin tetap menempati rumahnya walau hanya menempati 1 kamar di depan / diluar rumah plus kamar mandinya.
Marvin Hansen & Dobrak Arter
” Memang seperti itu kenyataannya mas, kondisi Marvin di rumahnya, memang saya berdua dengan Soleh yang urus keperluannya selama ini,” ungkap Dobrak Arter.
Menurut Dobrak hampir setiap harinya dia dan Soleh yang membelikan makan dan kebutuhan Marvin seperti beras, obat obatan dan lainnya.
” Saya ingat saya juga yang membersihkan kotorannya dan pipisnya, saya kerja parkir setiap Selasa Rabu juga untuk membantu keperluan Marvin setiap harinya,” kenang Dobrak sambil meneteskan air mata.
Dobrak yang di masa jayanya adalah mantan juara WBF dan PABA di tahun 90an ini memang sangat dekat dengan almarhum.
Menurutnya kepedulian sesama mantan petinju kepada Marvin semata-mata adalah bentuk solidaritas dan rasa kemanusiaan terhadap apa yang dialami rekan seprofesi yang di masa tuanya mengalami masa-masa sangat sulit akibat masalah rumah tangganya dengan istrinya dan belum berstatus cerai resmi.
Selain keluarga juga beberapa rekan mantan petinju seperti Kid Samora, Tobias, Mul Godam, Yani Hagler petinju Nasional era 80an yang juga adik dari Marvin Hansen dan beberapa mantan petinju turut menghantarkan Marvin ke pusara terakhirnya.
” Kalau papa ada salah mohon dimaafkan lahir bathin itu saja mas,” ucap Rendy anak pertama almarhum Marvin Hansen.
Marvin mempunyai 3 anak dari pernikahannya dengan Ratna dan dari 3 anaknya yang seorang anak perempuannya juga sudah meninggal karena sakit.
” Bebwrapa hari yang lalu Pak Marvin sempat WA saya dan menanyakan perihal bantuan dinas sosial yang sedang diurus oleh Pak Soleh dan begitu pak Soleh berhasil ternyata Pak Marvin dipanggil menghadap Allah SWT,” ungkap Hendro BL dari Asosiasi Petinju Indonesia dan juga jurnalis radarindonesia.id.
Sebelum Marvin meninggal beberapa rekan seperti Soleh memang sedang mengurus permohonan bantuan dinas sosial untuk Marvin karena kondisi Marvin memang membutuhkan banyak biaya untuk berobat dan lain-lain.
“Do’a dari saya tidak akan putus dari hati saya untuk beliaunya,, semoga Husnul Khotimah” ucap Dobrak sambil menahan tangis.(HBL)